close
Corak

Pesantren Insafuddin Deklarasi Santri Tanpa Rokok untuk Jaga Kesehatan

    Langgam.co | Banda Aceh – The Aceh Institute menyelenggarakan sosialisasi sekaligus deklarasi dengan santri Pesantren Terpadu Insafuddin, Banda Aceh, dengan mengangkat tema “Meneguhkan Santri Tanpa Rokok”, Jumat (16/12/2022).

    Direktur The Aceh Institute, Muazzinah mengatakan, pilihan tema meneguhkan santri tanpa rokok itu sangat penting sekali.

    “Ini adalah wujud kita bersama supaya masyarakat kita semua sehat dan generasi Indonesia khususnya Aceh bisa sehat,” kata Muazzinah kepada Langgam.co usai sosialisasi digelar.

    Lebih lanjut, kata dia, saat ini sudah ada regulasi kawasan tanpa rokok kota Banda Aceh. Yaitu Qanun Kota Banda Aceh Nomor 5 Tahun 2016 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Peraturan Wali Kota Banda Aceh Nomor 47 tahun 2011.

    Sementara itu, Koordinator Deklarasi KTR Kota Banda Aceh T. Muhammad Ghufran mengatakan, alasan program kawasan tanpa rokok menyasar ke santri, dikarenakan santri punya peran penting dalam pencegahan perokok pemula.

    “Dayah bisa menjadi garda terdepan di lembaga pendidikan di Aceh untuk mencegah generasi tanpa rokok, walaupun di sekolah-sekolah juga sudah kita sosialisasi program KTR,” jelasnya.

    Selain itu, lanjutnya, pemilihan santri untuk mensosialisasi program KTR juga untuk menyampaikan bahwa MPU sudah ada fatwa terkait hukum merokok dalam Islam dan regulasi itu belum banyak yang mengetahuinya.

    “Makanya deklarasi santri tanpa rokok ini cocok dengan fatwa MPU,” ucapnya.

    Adapun bunyi deklarasi yang dibacakan oleh para santri ada 3 poin yaitu:

    KAMI SEGENAP SANTRI DAYAH MENYATAKAN:

    1. TIDAK AKAN MEMBELI DAN MENGISAP ROKOK KARENA INGIN HIDUP BERSIH DAN SEHAT SEPERTI ANJURAN ISLAM
    2. TIDAK AKAN MEROKOK KARENA MENYAYANGI ORANGTUA DAN MENGHORMATI GURU-GURU KAMI
    3. AKAN MENJADI GENERASI ISLAM YANG
      MEMPRIORITASKAN KESEHATAN DIRI DAN
      LINGKUNGAN

    Dalam deklarasi tersebut, mengundang narasumber dari Dinkes Banda Aceh ada drg Supriyadi. Dengan menyampaikan materi terkait dengan fenomena rokok di kalangan pelajar.

    “Merokok dapat mengganggu fokus pelajar, perkembangan paru-paru mereka juga akan berdampak panjang,” terangnya.

    Narasumber lainnya, dr Nur Akmal yang membahas terkait bahaya rokok dan dampaknya bagi pemuda.

    Menurutnya, rata-rata alasan merokok bagi pemula itu karena rasa penasaran, ingin mencoba hal baru, dan gengsi.

    Di sisi lain, Qufran juga menyampaikan terkait respons santri sangat antusias usai diberikan sosialisasi dan deklarasi KTR ini.

    “Tadi, sempat ada yang bercerita bahwa sudah ada santri yang pernah mencoba rokok karena penasaran,” imbuhnya. (Nor)

      Leave a Response